web 2.0

Selasa

Meraih Kekuasaan sebagai Tantangan Politik Gerakan Dakwah

    Dalam terori ilmu politik, sesuatu yang menjadi akhir dalam agenda politik adalah mencapai kekuasaan (struggle for power). Yang membedakan antar partai politik yang ada hanyalah sebatas ideologi yang melatarbelakangi parpolnya, apakah itu nasionalisme, sekularisme, sosialisme atau Islam. Dalam konteks keindonesiaan, gerakan politik dakwah sudah mulai diperhitungkan kekuatan mesin politiknya, walaupun pada hakikatnya masih tetap mencari format baku agar masyarakat memberikan apresiasi yang positif berkelanjutan. Apalagi kultur budaya Indonesia yang sangat heterogen dan pluralistik dan banyaknya parpol yang ditetapkan khususnya pemilu 2009, memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk menentukan pilihan politiknya sesuai dengan ideologi, cara pandang dan aspirasi yang mereka anut.

    Kondisi seperti ini, tentu mempengaruhi gerakan politik dakwah yang sudah berkomitmen mengambil kebijakan ikut berpartisipasi politik (musyarakah siyasiyah) sejak sepuluh tahun lalu. Kepribadian para aktifis dakwah sedikit atau banyak akan mengalami perubahan karena faktor kompetisi dalam dunia perpolitikan saat ini. Apalagi, dengan belum diterapkannya sistem politik Islam, akan menimbulkan terjadinya perbedaan karakter antara amal Islami dengan amal hizbi.

   Meskipun keberhasilan dakwah saat ini, khususnya dalam pesta demokrasi di Indonesia, cukup banyak menarik perhatian masyarakat luas, akan tetapi ada hal yang patut diperhatikan oleh para aktifis politik gerakan dakwah, yakni jebakan politik akan terus dilancarkan oleh lawan politik untuk mencoreng nama baik partai. Imam Syahid Hasan Al-Banna berkomentar: “Ketika kekuatan politik dakwah dibangun di atas kekuatan koalisi dengan partai-partai lain yang kemudian terjadi bargaining position yang sulit untuk disepakati maka para pendukung partai dakwah harus siap untuk menarik diri dari musyarakah siyasiyah jika diputuskan oleh struktur”.

    Dilihat dari fenomena perpolitikan yang ada, gerakan dakwah selalu dihadapkan dua tantangan yaitu tantangan eksternal dan tantangan internal. Keduanya harus dihadapi dengan penuh kesabaran dan usaha yang maksimal agar gerakan dakwah dalam perpolitikannya dapat terbebaskan dari tirani jahiliyah. Karena orientasi utama bagi politik dakwah adalah bagaimana melakukan islamisasi pemerintahan dengan menumbuhkembangkan nilai-nilai Islam di tengah masyarakat.

Tantangan Eksternal
    Pertarungan politik di Indonesia masih berkisar antara kekuatan Islam dan kekuatan sekuler. Bahkan secara makro gerakan dakwah akan selalu berhadapan dengan kekuatan yang berbau nasionalisme dan sekularisme yang tidak menghendaki nilai-nilai keislaman masuk ke dalam agenda politik. Hal ini berbeda dengan gerakan politik dakwah yang selalu berupaya mengislamkan pemerintahan baik itu secara legal formal ataupun substansial yang lebih mengedepankan nilai-nilai universalitas Islam. Lebih dari itu, pada pemilu 2009 mendatang partai dakwah harus bersaing dengan sekitar 40 parpol yang sudah lolos verifikasi pemilu yang berarti bahwa kepentingan politik akan terbagi lebih banyak lagi.

1. Sekularisme
    Sekularisme yang berarti memisahkan antara agama dengan urusan dunia, dalam istilah lain memutus peran agama dalam masalah urusan duniawi. Dalam konteks ini, Turki adalah negara yang pertama kali memperkenalkan sistem sekularisme yang diprakarsai oleh tokoh Turki muda Mustafa Kemal Attaturk setelah runtuhnya khilafah Ilamiyah pada tahun 1924. Wacana ini digulirkan di Indonesia pada awal tahun sembilan puluhan melalui pemikir dan intelektual muslim modern yang menamakan dirinya sebagai gerakan pembaharuan Islam. Sehingga muncul istilah “Islam yes, politik Islam no” sebagai sebuah upaya untuk memutus hubungan agama dengan politik, agama dengan ekonomi, dan agama dengan budaya.

    Berdasarkan paradigma di atas sangatlah jelas bahwa konsep politik dakwah sangat berseberangan dengan konsep sekular tersebut, sebab slogan yang diangkat oleh politik dakwah adalah Islam sebagai tatanan hidup yang lengkap (Islam is the complete code of life) dan hanya Islam sebagai solusi (Islam is the only solution). Dalam pandangan politik dakwah bahwa Islam memiliki nilai yang integral dalam menyikapi aspek kehidupan manusia. Islam bisa memberikan solusi dalam masalah apapun yang dihadapi oleh manusia karena Islam telah mengatur pola hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama manusia, dan bahkan antara manusia dengan alam semesta.

    Maka, tugas gerakan politik dakwah ke depan adalah bagaimana agar bisa membuktikan bahwa Islam merupakan tatanan yang integral, komprehensif dan saling terkait antara nilai-nilai akidah, ibadah dan moralitas. Bahkan ia harus memiliki keyakinan bahwa Islam merupakan solusi bagi problema keumatan.

2. Demokrasi Barat
    Bukan sesuatu yang aneh saat ini bahwa istilah demokrasi merupakan slogan yang selalu diteriakkan oleh para politikus kontemporer. Demokrasi yang dalam istilah barat ialah, “sebuah tatanan politik yang dibangun di atas konsep kerakyatan, yakni dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat” merupakan sistem yang leading dalam dunia politik saat ini. Demokrasi barat (demokrasi liberal) telah mengedepankan hukum positif manusia ketimbang hukum Tuhan, bahkan mereka sudah memutus nilai-nilai sakral religius dalam aktifitas politik.

    Dalam politik Islam, konsep demokrasi sudah dianggap mengkristal dalam konsep syura (musyawarah) yang mana setiap orang memiliki kebebasan berpendapat dalam menyampaikan ide-idenya tanpa ada tekanan ataupun paksaan. Islam tidak mengakui hukum positif yang dibuat oleh manusia karena segala ketetapan hukum semuanya kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah secara mutlak. Sehubungan dengan hal ini, Abul A’la Al-Maududi, seorang pakar politik Islam yang berbasis demokrasi, akat tetapi demokrasi yang berketuhanan “Divine Demokracy”. Sekalipun ide cemerlang Maududi sudah memberikan jalan tentang konsep demokrasi Islam, akan tetapi tantangan dunia politik dewasa ini belum mampu ke tahap islamisasi lembaga politik baik itu eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Semua ini merupakan tantangan berat bagi politik dakwah yang sedang bersaing dengan sistem perpolitikan nasionalis sekuler.

Tantangan Internal
    Pada saat sekarang ini, bukan hanya faktor eksternal yang menjadi tantangan gerakan politk dakwah, akan tetapi tantangan internal bisa dikatakan lebih berat karena nuansa politik yang berwatak kompetisi promosi diri membuat aktifis politik dakwah tanpa sadar melakukan hal-hal yang terkadang bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang sakral. Ketika lembaga ad hoc sudah memutuskan calon-calon legsilatif yang akan diusung oleh struktur dakwah, para CAD bersaing secara internal untuk mendapatkan dukungan terbanyak, khususnya ketika keputusan Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan suara terbanyak untuk menduduki kursi legislatif pada pemilu April mendatang. Secara detailnya tantangan politik bagi partai dakwah bisa dilihat pada aspek berikut ini:

1. Dominasi Pendekatan Politis
    Sudah menjadi hal yang sangat wajar jika seseorang menginginkan sebuah jabatan karena dengan jabatan ia bisa dihargai, bahkan lebih dari itu ia bisa mendapatkan fasilitas yang luks sebagai pejabat. Semangat mencari fasilitas duniawi merupakan naluri kemanusiaan yang normal, akan tetapi jangan jadikan jabatan hanya satu-satunya jalan untuk mencari kehidupan sehingga seolah-olah seseorang akan menderita jika tidak memiliki jabatan.

    Rasulullah SAW mengingatkan shahabatnya Abu Dzar Al-Ghifari RA, “janganlah engkau meminta kepemimpinan”. Dari konteks hadits ini bahwa seseorang tidak boleh meminta jabatan pemimpin kecuali jika ia diberi amanah oleh masyarakat. Adapun menawarkan diri apalagi mempromosikannya merupakan larangan yang disampaikan oleh Rasulullah SAW.

    Dalam mengambil keputusan strategis politik, para aktifis dakwah sering melakukannya dengan pendekatan politis, bukan pendekatan persaudaraan. Padahal dengan pendekatan persaudaraan, nilai-nilai ukhuwah masih tetap bisa terjaga sekalipun godaan interes politik sangat kuat. Oleh karenanya untuk melindungi para kader dakwah dari penyakit hubbud dunya dan hubbul jaah (cinta dunia dan jabatan) masing-masing mereka harus saling mengingatkan penggalan hadits di atas bahwa jabatan merupakan ‘taklif’ (beban), bukan ‘tasyrif’ (kebanggaan). Seorang pejabat dalam politik Islam sebagai pelayan, bukan junjungan yang harus dituankan.

2. Melemahnya Militansi Dakwah
    Aktifitas politik memiliki karakter yang sangat dinamis. Padatnya agenda politik bisa membuat seorang aktfis dakwah yang memegang jabatan politis melemah militansi dakwahnya. Melemah dalam aspek keimanannya, melemah dalam aspek ubudiahnya, bahkan melemah dalam menjalani agenda ruhiyah hariannya.

    Jika kelemahan aspek tarbawi dan ruhi terjadi pada pribadi seorang kader dakwah, maka amal harokipun melemah yang membuatnya tidak lagi bisa berkontribusi untuk dakwah secara maksimal. Untuk meluruskan penyimpangan kepribadian aktifis dakwah, kuncinya terletak pada militansi dan komitmennya terhadap agenda dakwah. Hal ini bisa menjadi sarana untuk menciptakan gerak yang lebih dinamis dan berkontribusi yang lebih optimal kepada masyarakat dalam melakukan agenda perubahan. Bukan karena jabatan politis tersebut, mereka justru terbuai dengan keduniaan yang akan menjeratnya pada penyakit ‘wahn’ yakni cinta dunia dan benci kematian.

3. Hilangnya Keikhlasan
    Ikhlas dalam beramal merupakan prinsip utama dalam Islam. Tanpa adanya keikhlasan semata karena Allah, amal kebaikan itu akan dianggap sia-sia. Partisipasi dalam politik (musyarakah siyasiyah) bagi gerakan dakwah bisa jadi menjerumuskan para kadernya ke jurang riya atau senang popularitas karena bagaimanapun propaganda politik akan dilakukan melalui iklan-iklan politik yang memang menjurus riya.

    Solusi dari tantangan tersebut adalah hendaknya para kader dakwah terus-menerus memperbaharui niat (tajdid an-niyah) pada setiap ayunan langkahnya. Tidak terbuai dengan suasana iklan politik, yang seolah-olah kontribusi sekecil apapun yang ia lakukan untuk masyarakat harus diumumkan sebagai ajang menarik simpati. Setiap orang dianggap perlu tahu bahwa kebaikannya harus mendapatkan apresiasi orang lain.

4. Melemahnya Semangat Kebersamaan
    Sejak bergulirnya roda reformasi sepuluh tahun lalu, betapa banyak aktifitas politik yang diikuti oleh gerakan politik dakwah. Mesin politik yang terus bergerak tanpa henti yang didukung oleh kekuatan kadernya harus memiliki nafas panjang. Baru saja menyelesaikan pilkada Bupati atau Walikota, mereka harus mensukseskan pilgub, kemudian legislatif, dan bahkan presiden pada tahun ini sehingga agenda-agenda politik tersebut banyak menyedot tenaga dan biaya dari para kader dakwah.

    Mahalnya kebutuhan politik secara finansial dan beban tenaga bisa jadi membuat semangat para kader dakwah melemah sehingga langkah mereka terseok-seok untuk mensukseskan musyarakah politik. Tentu hanya para kader dakwah yang memiliki loyalitas yang tinggi dan jiwa militansi yang kuat yang akan bisa bergerak secara konsisten dan ikhlas. Maka, jadikanlah setiap aktifitas dakwah sebagai strategi untuk memperbanyak amal shalih, dan menegakkan amar ma’ruf dan nahyi munkar. Wallaahu a’lam. [DR. Ayub Rohadi, M.Phil, Ketua Ikadi Kab, Bekasi, Sumber: Majalah Mimbar Tatsqif edisi 36 Th.V]

Definisi Politik


Politik di dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah siyasah. Oleh sebab itu, di dalam buku-buku para ulama salafush shalih dikenal istilah siyasah syar’iyyah, misalnya. Dalam Al Muhith, siyasah berakar kata sâsa - yasûsu. Dalam kalimat Sasa addawaba yasusuha siyasatan berarti Qama ‘alaiha wa radlaha wa adabbaha (mengurusinya, melatihnya, dan mendidiknya). Bila dikatakan sasa al amra artinya dabbarahu (mengurusi/mengatur perkara).
Jadi, asalnya makna siyasah (politik) tersebut diterapkan pada pengurusan dan pelatihan gembalaan. Lalu, kata tersebut digunakan dalam pengaturan urusan-urusan manusia; dan pelaku pengurusan urusan-urusan manusia tersebut dinamai politikus (siyasiyun). Dalam realitas bahasa Arab dikatakan bahwa ulil amri mengurusi (yasûsu) rakyatnya saat mengurusi urusan rakyat, mengaturnya, dan menjaganya. Begitu pula dalam perkataan orang Arab dikatakan : ‘Bagaimana mungkin rakyatnya terpelihara (masûsah) bila pemeliharanya ngengat (sûsah)’, artinya bagaimana mungkin kondisi rakyat akan baik bila pemimpinnya rusak seperti ngengat yang menghancurkan kayu. Dengan demikian, politik merupakan pemeliharaan (ri’ayah), perbaikan (ishlah), pelurusan (taqwim), pemberian arah petunjuk (irsyad), dan pendidikan (ta`dib).

Rasulullah SAW sendiri menggunakan kata politik (siyasah) dalam sabdanya : "Adalah Bani Israil, mereka diurusi urusannya oleh para nabi (tasusuhumul anbiya). Ketika seorang nabi wafat, nabi yang lain datang menggantinya. Tidak ada nabi setelahku, namun akan ada banyak para khalifah" (HR. Bukhari dan Muslim). Teranglah bahwa politik atau siyasah itu makna awalnya adalah mengurusi urusan masyarakat. Berkecimpung dalam politik berarti memperhatikan kondisi kaum muslimin dengan cara menghilangkan kezhaliman penguasa pada kaum muslimin dan melenyapkan kejahatan musuh kafir dari mereka. Untuk itu perlu mengetahui apa yang dilakukan penguasa dalam rangka mengurusi urusan kaum muslimin, mengingkari keburukannya, menasihati pemimpin yang mendurhakai rakyatnya, serta memeranginya pada saat terjadi kekufuran yang nyata (kufran bawahan) seperti ditegaskan dalam banyak hadits terkenal. Ini adalah perintah Allah SWT melalui Rasulullah SAW. Berkaitan dengan persoalan ini Nabi Muhammad SAW bersabda :
"Siapa saja yang bangun pagi dengan gapaiannya bukan Allah maka ia bukanlah (hamba) Allah, dan siapa saja yang bangun pagi namum tidak memperhatikan urusan kaum muslimin maka ia bukan dari golongan mereka." (HR. Al Hakim)
Rasulullah ditanya oleh sahabat tentang jihad apa yang paling utama. Ia menjawab : "Kalimat haq yang disampaikan pada penguasa" (HR. Ahmad).
Berarti secara ringkas Politik Islam memberikan pengurusan atas urusan seluruh umat Muslim.

Namun, realitas politik demikian menjadi pudar saat terjadi kebiasaan umum masyarakat dewasa ini baik perkataan maupun perbuatannya menyimpang dari kebenaran Islam yang dilakukan oleh mereka yang beraqidahkan sekularisme, baik dari kalangan non muslim atau dari kalangan umat Islam. Jadilah politik disifati dengan kedustaan, tipu daya, dan penyesatan yang dilakukan oleh para politisi maupun penguasa. Penyelewengan para politisi dari kebenaran Islam, kezhaliman mereka kepada masyarakat, sikap dan tindakan sembrono mereka dalam mengurusi masyarakat memalingkan makna lurus politik tadi. Bahkan, dengan pandangan seperti itu jadilah penguasa memusuhi rakyatnya bukan sebagai pemerintahan yang shalih dan berbuat baik. Hal ini memicu propaganda kaum sekularis bahwa politik itu harus dijauhkan dari agama (Islam). Sebab, orang yang paham akan agama itu takut kepada Allah SWT sehingga tidak cocok berkecimpung dalam politik yang merupakan dusta, kezhaliman, pengkhianatan, dan tipu daya. Cara pandang demikian, sayangnya, sadar atau tidak mempengaruhi sebagian kaum muslimin yang juga sebenarnya ikhlas dalam memperjuangkan Islam. Padahal propaganda tadi merupakan kebenaran yang digunakan untuk kebathilan (Samih ‘Athief Az Zain, As Siyasah wa As Siyasah Ad Dauliyyah, hal. 31-33). Jadi secara ringkas Islam tidak bisa dipisahkan dari politik.

Sumber : wikipedia.org

Cara Mengetahui Anda Kekurangan Vitamin

T erkadang manusia kekurangan sebagian vitamin, tetapi kita tidak menyadari kecuali setelah kesehatan menurun drastis dan semakin parah. Maka agar anda bisa mengetahui secara dini apakah anda kekurangan vitamin ataukah tidak, perlu anda mengetahui dan mempratekkan cara-cara mudah berikut ini :

Jika anda menderita :
  • Radang  terus menerus terutama pada bagian atas dari saluran pernafasan.
  • Sariawan pada mulut
  • Penglihatan kabur di malam hari
  • Terkelupasnya kulit
Maka pada diri anda terdapat kekurangan vitamin A. Untuk menanggulanginya anda perlu mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A, yaitu :
  • Minyak hati ikan, keju, susu,
  • Tumbuh-tumbuhan hijau dan yang berwarna, seperti bayam, wortel, sayur, kubis, tomat, kol, buah persik, dan jus jeruk.
Jika anda menderita :
  • Kekurusan yang berkepanjangan 
  • Tidak mampu memusatkan pikiran 
  • Bibir pecah-pecah 
  • Merasa sakit terhadap cahaya
  • Terus menerus berdebar-debar
  • Tidak dapat tidur
Maka pada diri anda kekurangan vitamin B. Atasilah kondisi ini dengan mengkonsumsi bahan-bahan yang mengandung vitamin B, yaitu :
  • Hati, daging, kuning telur, sayur mayur, buah-buahan, kacang-kacangan, bayam, kubis, dan wortel.
Jika anda menderita :
  • Sering kedinginan
  • Gusi berdarah 
  • Luka yang tidak mudah tertutup
Maka pada diri anda terdapat kekurangan vitamin C, vitamin ini terdapat pada :
  • Hati, limpa, dan banyak terdapat pada makanan atau buah-buahan yang masam, jus lemon, jus jeruk, strawbery, jambu, wortel putih, apel, kubis dan tomat.
Jika anda menderita :
  • Rasa sakit di persendian dan punggung
  • Kerontokan rambut 
Maka pada diri anda kekurangan vitamin D, vitamin ini terdapat pada :
  • Minyak hati ikan, bagian tertentu dari susu segar yang di Arab dikenal dengan qisydah atau qisytah, kuning telur, dan sinar matahari, terutama di pagi hari. 
Jika anda menderita :
  • Kelelahan pada saat bekerja ringan
  • Kelambatan dalam kesembuhan luka
Maka pada diri anda terdapat kekurangan vitamin E, vitamin ini terdapat pada :
  • Lalapan (sayur-sayuran segar yang dikonsumsi mentah), seperti kubis, kemangi, kecamba dan sejenisnya, minyak buah kapas, minyak jagung, dan tepung gandum.
Semoga bermanfaat dan Allah SWT memberikan kesehatan lahir dan batin kepada kita semua, Amin.
Oleh : DR. Zuhair Qoromiy

Kuliah Twitter Lengkap oleh Fahri Hamzah tentang KAMMI-LDK

Fahri Hamzah
   Selamat Menyimak :
  1. Kampus pada fase akhir orde baru (80-90-an) mengalami pergolakan kuat. Satu sisi rezim semakin kokoh, sisi lain makin korup#KAMMI-LDK
  2. Sepuluh tahun pertama orba terlalu kuat, bukan karena militer tetapi karena tak ada yg kasat mata tampak salah dari suharto#KAMMI-LDK
  3. Suharto nampak terlalu baik, karena menyelamatkan ideologi nasional. Ketika ia naik, Indonesia seperti senyap dan siap taat.#KAMMI-LDK
  4. Tapi fase akhir, justru karena suksesnya bertubi-tubi. Ia dan kroninya dituduh menikmati. Dan itu dianggap tidak pantas.#KAMMI-LDK
  5. Kampuslah yg bergolak, karena orang-orang tua telah terlibat dan menjadi penikmat. Anak2 muda tidak tahu dan menabrak.#KAMMI-LDK
  6. Maka kampus di jaga ketat. Program NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Kordinasi Kemahasiswaan) dilancarkan Daud Jusuf#KAMMI-LDK
  7. Apa yg berbau politik "diberantas". Mahasiswa hendak dijadikan tukang. Universitas jadi fakultas dan politik kampus dimandulkan#KAMMI-LDK
  8. Maka, mahasiswa melarikan diri dari kampus. Memang sebagian besar masih di sana, ikut acara pudek3 dan purek3 yg awasi mereka#KAMMI-LDK
  9. Tapi yg idealis melawan. Mereka membentuk kelompok2 di luar, kebanyak asik belajar dan sebagian menjadi sufi di masjid kampus #KAMMI-LDK
  10. Yg membanjiri masjid kampus inilah yg membentuk jaringan kerja bernama LDK (Lembaga Da'wah Kampus). Saya termasuk di dalamnya#KAMMI-LDK
  11. Tiba dijakarta tahun 1992 saya+@BangZulPKS tidur di masjid ARH (arief rahman hakim), mengasuh Taman Kanak2 sambil kuliah FEUI. #KAMMI-LDK
  12. LDK ini ada di hampir semua kampus besar. dari sinilah kegiatan mentoring agama Islam menyebar luas mbentuk jaringan baru#KAMMI-LDK
  13. Inti da'wah LDK adalah respon atas hegemoni negara atas semua hal ; rakyat, ummat Islam, kampus, media, dll #KAMMI-LDK
  14. Saking kuatnya hegemoni negara, mahasiswa mengambil "Tuhan" untuk melawannya. Maka semboyan efektifnya adalah "back to Islam" #KAMMI-LDK
  15. LDK efektif mengkonsolidasi masjid kampus sebagai medium persemian militansi Islam. Sampai suatu hari jadi gerakan massa.#KAMMI-LDK
  16. FSLDK(forum silaturhm LDK) X di malang (29/3/98). Saya hadir dalam perdebatan teman2,situasi nasional dianggap sudah "matang"#KAMMI-LDK
  17. Maka dideklarasikanlah KAMMI (kesatuan aksi mahasiswa muslim Indonesia) sebagai sayap luar LDK, saya disuruh mimpin pertama#KAMMI-LDK
  18. Memang ada beberapa beda pendapat, tapi setelah itu selesai. Masalah nasional terlalu besar, yg lain dianggap selesai#KAMMI-LDK
  19. Lalu aksi-aksi KAMMI dilancarkan, konsolidasi nasional dijalankan. Hingga pertemuan dengan figur Amien Rais yg menentukan#KAMMI-LDK
  20. Menentukan karena relying figure ketemu. Dan persekutuan membuat tenaga ektra muncul. Singkatnya, 21 mei 1998 suharto mundur #KAMMI-LDK
  21. Kini, setelah 12 tahun reformasi, banyak yg harus ditata kembali. KAMMI yg kini dipimpin sdr @rijalulimam akan muktamar di aceh#KAMMI-LDK
  22. Apa yg wajib kita syukuri adalah karena transisi kita damai. Runtuhnya rezim hegemonik itu nyaris tanpa darah seperti thn '66 #KAMMI-LDK
  23. Tapi yg kita sedihkan karena transisi ini belum menghasilkan kesejahteraan yg memadai bagi rakyat bi bawah 4 presiden baru #KAMMI-LDK
  24. Maka, #KAMMI-LDK tak boleh henti. Jangan serahkan reformasi kepada siapapun. Jiwa dan semangat transisi demokrasiini harus dikawal siaga
  25. Sekian, semoga manfaat. #KAMMI-LDK

Sumber : http://kammi-kalimantan.blogspot.com/2010/10/kultwit-kuliah-twitter-lengkap.html

Filosofi Gerakan

Visi KAMMI

  • KAMMI adalah wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan kader-kader pemimpin dalam upaya mewujudkan bangsa dan negara Indonesia yang Islami.

Misi KAMMI 

  1. Membina keislaman, keimanan, dan ketaqwaan mahasiswa muslim Indonesia.
  2. Menggali, mengembangkan, dan memantapkan potensi dakwah, intelektual, sosial, dan politik mahasiswa.
  3. Mencerahkan dan meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang rabbani, madani, adil, dan sejahtera.
  4. Memelopori dan memelihara komunikasi, solidaritas, dan kerjasama mahasiswa Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan kerakyatan dan kebangsaan.
  5. Mengembangkan kerjasama antar elemen masyarakat dengan semangat membawa kebaikan, menyebar manfaat, dan mencegah kemungkaran (amar ma`ruf nahi munkar).

Kredo Gerakan

  1. Kami adalah orang-orang yang berpikir dan berkendak merdeka. Tidak ada satu orang pun yang bisa memaksa kami bertindak. Kami hanya bertindak atas dasar pemahaman, bukan taklid, serta atas dasar keikhlasan, bukan mencari pujian atau kedudukan.
  2. Kami adalah orang-orang pemberani. Hanyalah Allah yang kami takuti. Tidak ada satu makhluk pun yang bisa menggentarkan hati kami, atau membuat kami tertunduk apalagi takluk kepadanya. Tiada yang kami takuti, kecuali ketakutan kepada selain-Nya.
  3. Kami adalah para petarung sejati. Atas nama al-haq kami bertempur, sampai tidak ada lagi fitnah di muka bumi ini. Kami bukan golongan orang yang melarikan diri dari medan pertempuran atau orang-orang yang enggan pergi berjihad. Kami akan memenangkan setiap pertarungan dengan menegakkan prinsip-prinsip Islam.
  4. Kami adalah penghitung risiko yang cermat, tetapi kami bukanlah orang-orang yang takut mengambil risiko. Syahid adalah kemuliaan dan cita-cita tertinggi kami. Kami adalah para perindu surga. Kami akan menyebarkan aromanya di dalam kehidupan keseharian kami kepada suasana lingkungan kami. Hari-hari kami senantiasa dihiasi dengan tilawah, dzikir, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran, diskusi-diskusi yang bermanfaat dan jauh dari kesia-siaan, serta kerja-kerja yang konkret bagi perbaikan masyarakat. Kami adalah putra-putri kandung dakwah, akan beredar bersama dakwah ini ke mana pun perginya, menjadi pembangunnya yang paling tekun, menjadi penyebarnya yang paling agresif, serta penegaknya yang paling kokoh.
  5.  Kami adalah orang-orang yang senantiasa menyiapkan diri untuk masa depan Islam. Kami bukanlah orang yang suka berleha-leha, minimalis dan loyo. Kami senantiasa bertebaran di dalam kehidupan, melakukan eksperimen yang terencana, dan kami adalah orang-orang progressif yang bebas dari kejumudan, karena kami memandang bahwa kehidupan ini adalah tempat untuk belajar, agar kami dan para penerus kami menjadi perebut kemenangan yang hanya akan kami persembahkan untuk Islam.
  6. Kami adalah ilmuwan yang tajam analisisnya, pemuda yang kritis terhadap kebatilan, politisi yang piawai mengalahkan muslihat musuh dan yang piawai dalam memperjuangkan kepentingan umat, seorang pejuang di siang hari dan rahib di malam hari, pemimpin yang bermoral, teguh pada prinsip dan mampu mentransformasikan masyarakat, guru yang mampu memberikan kepahaman dan teladan, sahabat yang tulus dan penuh kasih sayang, relawan yang mampu memecahkan masalah sosial, warga yang ramah kepada masyarakatnya dan responsif terhadap masalah mereka, manajer yang efektif dan efisien, panglima yang gagah berani dan pintar bersiasat, prajurit yang setia, diplomat yang terampil berdialog, piawai berwacana, luas pergaulannya, percaya diri yang tinggi, semangat yang berkobar tinggi.

Prinsip Gerakan KAMMI

  1.  Kemenangan Islam adalah jiwa perjuangan KAMMI
  2. Kebathilan adalah musuh abadi KAMMI
  3. Solusi Islam adalah tawaran perjuangan KAMMI
  4. Perbaikan adalah tradisi perjungan KAMMI
  5. Kepemimpinan umat adalah strategi perjuangan KAMMI
  6. Persaudaraan adalah watak muamalah KAMMI

Karakter Organisasi KAMMI

  • KAMMI adalah organisasi kader (harokatut tajnid) dan organisasi pergerakan (harokatul amal).

Paradigma Gerakan KAMMI


1. KAMMI adalah Gerakan Da’wah Tauhid
  • Gerakan Da’wah Tauhid adalah gerakan pembebasan manusia dari berbagai bentuk penghambaan terhadap materi, nalar, sesama manusia dan lainnya, serta mengembalikan pada tempat yang sesungguhnya: Allah swt. 
  • Gerakan Da’wah Tauhid merupakan gerakan yang menyerukan deklarasi tata peradaban kemanusiaan yang berdasar pada nilai-nilai universal wahyu ketuhanan (Ilahiyyah) yang mewujudkan Islam sebagai rahmat semesta (rahmatan lil ‘alamin).
  • Gerakan Da’wah Tauhid adalah gerakan perjuangan berkelanjutan untuk menegakkan nilai kebaikan universal dan meruntuhkan tirani kemungkaran (amar ma’ruh nahi munkar)
2. KAMMI adalah Gerakan Intelektual Profetik 
  •  Gerakan Intelektual Profetik adalah gerakan yang meletakkan keimanan sebagai ruh atas penjelajahan nalar akal 
  • Gerakan Intelektual Profetik merupakan gerakan yang mengembalikan secara tulus dialektika wacana pada prinsip-prinsip kemanusiaan yang universal
  • Gerakan Intelektual Profetik adalah gerakan yang mempertemukan nalar akal dan nalar wahyu pada usaha perjuangan perlawanan, pembebasan, pencerahan, dan pemberdayaan manusia secara organik.
3. KAMMI adalah Gerakan Sosial Independen 
  • Gerakan Sosial Independen adalah gerakan kritis yang menyerang sistem peradaban materialistik dan menyerukan peradaban manusia berbasis tauhid. 
  • Gerakan Sosial Independen merupakan gerakan kultural yang berdasarkan kesadaran dan kesukarelaan yang berakar pada nurani kerakyatan.
  • Gerakan Sosial Independen merupakan gerakan pembebasan yang tidak memiliki ketergantungan pada hegemoni kekuasaan politik-ekonomi yang membatasi.
4. KAMMI adalah Gerakan Politik Ekstraparlementer
  • Gerakan Politik Ekstraparlementer adalah gerakan perjuangan melawan tirani dan menegakkan demokrasi yang egaliter.
  • Gerakan Politik Ekstraparlementer adalah gerakan sosial kultural dan struktural yang berorientasi pada penguatan rakyat secara sistematis dengan melakukan pemberdayaan institusi-institusi sosial/rakyat dalam mengontrol proses demokrasi formal.

Unsur-unsur Perjuangan KAMMI

Agar dakwah dapat tumbuh berkelanjutan secara seimbang, tetap berada pada orientasi yang benar, mampu mengelola amanah dan masalah, dan terus memiliki kekuatan untuk mewujudkan tujuan-tujuannya, maka KAMMI menyusun dirinya di atas unsur-unsur sebagai berikut:
  1. bina al-qo’idah al-ijtima’iyah (membangun basis sosial), yaitu membangun lapisan masyarakat yang simpati dan mendukung perjuangan KAMMI yang meliputi masyarakat umum, mahasiswa, organisasi dan lembaga swadaya masyarakat, pers, tokoh, dan lain sebagainya.
  2. bina al-qo’idah al-harokiyah (membangun basis operasional), yaitu mambangun lapisan kader KAMMI yang bergerak di tengah-tengah masyarakat untuk merealisasikan dan mengeksekusi tugas-tugas dakwah yang telah digariskan KAMMI.
  3. bina al-qo’idah al- fikriyah (membangun basis konsep), yaitu membangun kader pemimpin yang mampu menjadi teladan masyarakat, memiliki kualifikasi keilmuan yang tinggi sesuai bidangnya, yang menjadi guru bagi gerakan, mengislamisasikan ilmu pengetahuan pada bidangnya, dan memelopori penerapan solusi Islam terhadap berbagai segi kehidupan manusia. 
  4. bina’ al-qo’idah al-siyasiyah (membangun basis kebijakan), yaitu membangun kader ideolog, pemimpin gerakan yang menentukan arah gerak dakwah KAMMI, berdasarkan situasi dan kondisi yang berkembang.
Keempat unsur tersebut merupakan piramida yang seimbang, harmonis dan kokoh, yang menjamin keberlangsungan gerakan KAMMI.

Dengerin Al-Quran Yuk